Negeriku Sayang, Negeriku Malang

Jepang
Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Timur, tepatnya di sebelah Timur daratan Semenanjung Korea. Secara astronomis, Jepang berada antara 30°LU - 46°LU dan 128°BT - 179°BT. Luas negara ini sekitar 377.837 km² dengan jumlah penduduk mencapai 127.333.000 jiwa. Ber-dasarkan kedua indikator tersebut, rata-rata kepadatan penduduk Jepang sekitar 323 jiwa/ km². Sebagai negara kepulauan, Jepang memiliki beberapa pulau besar sebagai pulau utama, yaitu Honshu (pulau terluas sekaligus letak ibukota Jepang, Tokyo), Hokkaido, Kyushu, dan Shikoku. Selain itu, terdapat lebih dari 3.000 pulau kecil yang mengelilinginya. Di bidang perekonomian, Jepang banyak memegang peran penting, pendapatan perkapitanya yang tinggi (mencapai 31.410 US dollar) serta kestabilan mata uangnya mengantarkan Jepang sebagai salah satu negara maju di kawasan Asia. Di percaturan dunia, Jepang, Singapura, dan Korea Selatan mendapat julukan “Macan Asia” karena kemampuan negara-negara tersebut dalam memperkukuh pengaruh perekonomiannya di kawasan Asia.

Amerika Serikat
Amerika Serikat merupakan negara benua yang terletak di kawasan Benua Amerika Utara, tepatnya di antara 24°33’LU - 70°23’LU dan 112°BB - 66°BB. Luas negara ini mencapai 9.826.630 km² dengan jumlah penduduk sekitar 293.027.570 jiwa. Berdasarkan perbandingan luas wilayah dengan jumlah penduduknya, maka rata-rata kepadatan penduduk Amerika Serikat hanya sekitar 32 jiwa/km². Kepadatan penduduk ini pada umumnya berada di kawasan perkotaan, terutama di kota-kota wilayah pantai Timur dan pantai Barat.Di bidang perekonomian, Amerika Serikat banyak memegang peran penting, bahkan dapat dikatakan mendominasi, terutama terhadap negara-negara yang sedang berkembang. Dengan pendapatan perkapita mencapai 36.010 US dollar dan kestabilan mata uangnya, Amerika Serikat mampu memosisikan diri sebagai negara maju.

Miris hati ini melihat jauhnya perbedaan antara negara kita tercinta, Indonesia, jika dibandingkan dengan negara-negara maju di luar sana. Menyesalkah kita dilahirkan di tanah air ini? Seharusnya tidak! Seandainya kita dilahirkan di negara maju yang penuh dengan fasilitas-fasilitas modern, canggih, mungkin kita bisa terlena dengan keenakan yang ada, hingga lupa pada siapa yang memberi kenikmatan-kenikmatan itu.

Syukurilah apa yang ada, karena hidup adalah anugerah (d' masiv ;)). Coba kita renungkan mengapa semua ini bisa terjadi. Mungkin dulu kita terlalu terlena pada kekayaan alam yang kita miliki, hingga membuat kita kufur. Lihatlah! Negara-negara lain bisa dibilang miskin jika dibandingkan dengan kita. Tapi mereka tidak diam! Mereka justru BANGKIT dari keterpurukan, melakukan berbagai cara untuk lepas dari belenggu kemelaratan, hingga akhirnya mereka jaya!

Sedangkan kita?? Kita begitu terlena dengan nikmat-nikmat yang ada, sampai tanpa disadari kekayaan yang kita miliki bisa dibilang bukan milik kita lagi! Kenapa? Lihatlah! Proyek-proyek besar di negeri ini telah dipegang oleh orang luar! Mereka yang dahulu miskin, kini telah kaya. Kita yang dahulu kaya, kini menjadi miskin. Semua ini adalah hasil dari apa yang kita dan mereka lakukan di masa lalu. Keberhasilan akan dapat diraih dari perjuangan dengan banyak pengorbanan. Kesulitan akan diperoleh dari ketiadaan yang kita lakukan.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Tetap berpangku tangan menanti keajaiban? Mungkinkah keajaiban itu akan datang? “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka.” (QS 13:11) So? Itu berarti kita harus BANGKIT! "Berawal dari sebuah mimpi besar, dimulai dengan sebuah langkah kecil, karena tidak akan ada langkah ke-2, 3, dst tanpa adanya langkah pertama"

Mungkin teman-teman sudah pernah baca sebelumnya,,

Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal
Aku bermimpi ingin mengubah dunia..

Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku
Kudapati bahwa dunia tak kunjung berubah

Maka cita-cita itupun agak kupersempit
Lalu, kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku
Namun tampaknya hasrat inipun tiada hasilnya.
Ketika usiaku semakin senja
Dengan semangatku yang masih tersisa...
Kuputuskan untuk mengubah keluargaku,
orang yang paling dekat denganku
Tetapi celakanya mereka tidak mau diubah !

Dan kini sementara aku berbaring saat ajal menjelang...
Tiba-tiba kusadari:
Andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku
Maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan
Mungkin aku bisa mengubah keluargaku,
Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka
Bisa jadi akupun mampu memperbaiki negeriku
Kemudian siapa tahu?
Aku bahkan bisa mengubah dunia....!

(Tertulis diatas sebuah Nisan di Westminster Abbey Inggris)

Wahai pemuda-pemudi calon pemimpin bangsa! (cieh,,) Siapkah negeri kita berubah? Tanyakan pada diri kita, "Siapkah saya berubah?" HARUS SIAP! Kalau kita ingin maju!

Jika sekarang baru bisa jadi bintang, maka bermimpilah untuk menjadi matahari. Jika sekarang baru bisa jadi jalan setapak, maka bermimpilah untuk menjadi jalan raya. Jika sekarang masih dipimpin, maka bermimpilah untuk menjadi pemimpin.

Semua butuh proses, butuh waktu. Tidak dalam sekejap, mungkin butuh waktu yang lama. Tapi itulah hidup, penuh dengan rintangan dan  perjuangan. Kesuksesan yang diraih negara-negara maju itu pun tidak diperoleh dalam sekejap. Kalau mereka bisa, kenapa kita tidak?

Bismillah,, Dengan menyebut nama Allah, kita berjuang, Insya Allah kemenangan akan kita raih!
ALLAHU AKBAR!!!
^O^

Komentar

Most viewed

Psikotes dan interview HRD di perusahaan farmasi (berbeda dengan yang pertama)

My first job

Kajian Asma'ul Husna - Al Qahhar