Tak sesuai harapan??


Semester I bukanlah permulaan yang baik untukku. Betapa tidak, baru masuk IPku dibawah 3 (padahal aku menyukai angka 3, tapi tak ada 1pun angka 3 pada IPku). Hal ini tentu saja membuatku sedih. Tapi kesedihan itu bukan untuk dirasakan berendapan-endapan (justru bagusnya kesedihan itu dibuat larut). Tapi aku jadikan hal ini sebagai pemicu untuk lebih baik ke depannya. Masih ada kesempatan. Lagipula harusnya aku tetap bisa bersyukur, karena masih ada yg lebih buruk dariku ternyata. Sebuah pesan dari seorang kawan, intinya "Jangan pernah takabbur, apapun yg kita peroleh adalah pemberian dari ALLAH, bukan semata2 karena usaha kita."

Aku buat target untuk semester II. Yang pasti harus lebih baik. Tapi seperti apa parameter lebih baik itu? Hmm,, Jam belajar nambah, tapi sesuaikan dengan waktu main juga, jgn sampai waktu main lebih banyak. Yaa kalo kata Pak Indra (dosen kimia, red) saat membahas soal, "Kita hanya bermain2 dengan bla bla bla.." Mungkin aq bisa memasukkan waktu mengerjakan soal2 kima sebagai waktu bermain. =.='''

Semester II aku sedikit merubah cara belajarku (yaahh,, agak rajin gitu deh, walau cara belajar yg baru ini belum konsisten). Aku mulai terbiasa dg cara kuliah di ITB. Aku mulai lebih bersemangat & aku baru tersadar/mengerti akan apa yg aku pelajari selama semester I pada saat ini (ya bersyukurlah, walau terlambat ngerti, daripada ga ngerti2 =,=).

Perasaan optimis mulai merasuk dalam diri. Aku mulai yakin bisa lebih baik dari sebelumnya. Aku mulai lebih mengerti mata kuliah ini daripada pas semester I. Ya Rabb, semoga keyakinan ini bisa menjadi kenyataan.

Wah, tak terasa waktu berlalu begitu cepat (tanda2 kiamat makin dekat tuh). Waktu UTS I telah tiba. Wow! Jika ditanya apakah gampang mengerjakan soal"nya, percayalah aku takkan bilang 'ya'. Tapi aku merasa lebih tenang dalam mengerjakan soal" UTS di semester ini. Alhasil, pengumuman nilai pun tiba. Ketika postingan ini diterbitkan, baru kimia aja yg udah ada. & taukah kamu wahai kawan2ku?? Betapa buruknya nilaiku, range BL (apa itu BL? Bisa diterka sendiri lah ya yg gtw mah :P).
Nilai ini seakan2 membayang2i bagai sosok yg mengerikan. Betapa tidak kawan, aku begitu optimis akan mendapat nilai yg setidaknya cukup bagus. Tapi apa nyatanya???
Aku kembali teringat pesan dari seorang kawan. Inilah yg namanya takdir kawan. Apa yg kau harapkan tak selalu seperti kenyataan yg kan kau terima. Pasti sakit rasanya (halah). Tapi kucoba u/ tetap bisa menahan air menetes dari mata mengalir melewati pipiku yg lucu (=.=), aku mencoba u/ bisa menerima apa yg kuperoleh dg lapang dada. Mungkin UTS masih bisa kulalui dg baik sehingga ALLAH masih ingin melihar seberapa kuat hambaNYA menghadapi ujian. Kembali teringat kata2 Pak Indra, intinya "Ujian itu harus sulit, yaitu di atas kemampuan awal kita. Ketika kita lulus, berarti kita sudah berada pada level yg lebih tinggi. Begitu seterusnya."

Mungkin keimananku sedang diuji. Apakah aku a/ org yg sombong? Di saat aku telah memaksimalkan ikhtiarku, ALLAH memberi hasil yg tak sesuai (jelek, red). Mungkin aku merasa tidak adil, tapi 1 hal yang harusnya aku sadari, "Di atas semua itu, masih ada kekuasaan ALLAH." Kekuasaan ALLAH, itulah yg tertinggi. Ya, semaksimal2nya ikhtiarku, aku harus ingat bahwa ALLAH punya kuasa apakah akan memberikan hasil yg baik/tidak. Tentu saja harus diingat juga, baik menurutku belum tentu baik menurut ALLAH. Mungkin jika aku diberi hasil yg bagus (bagus di mata manusia, red), aku akan menjadi org yg sombong, bangga dg usaha yg telah kulakukan selama ini. Atau mungkin jg pada ikhtiar yg kurasa lbh maksimal drpd semester I ini terdapat kelalaian, misalnya jadwal baca/hafal Qur'annya jadi berkurang.

Sekali lagi, kucoba untuk tetap bersyukur. Ya Rabb, begitu banyak nikmat yg Kau berikan, kenapa aku harus merasa rugi dengan nilai yg menurutku jelek? Padahal nikmat yang Kau berikan jauh lebih banyak daripada kekurangan yg kurasakan. "Gajah di pelupuk mata tak nampak, semut di seberang lautan nampak." Sepertinya peribahasa ini bisa juga diartikan lebih memfokuskan pada melihat kekurangan daripada kelebihan2 yg telah ALLAH berikan. Astaghfirullah...

Aku belajar banyak dari pengalaman ini. Betapa tauhid yg lurus itu begitu sulit diperoleh. Seringkali lupa bahwa ALLAH-lah yg seharusnya menjadi satu2nya pengharapan. Karena jaman sekarang banyak hal yg bisa menjadi Thagut. Smg hati ini selalu dijaga dari mempersekutukan ALLAH. Ya Rabb, Yang Maha Membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami dalam ketaatan kepadaMU...
Aamiin Ya Rabbal 'Alamin...
Smg hari" kita selalu dihiasi keberkahan.. =)

wassalamu'alaikum

Komentar

Most viewed

Psikotes dan interview HRD di perusahaan farmasi (berbeda dengan yang pertama)

My first job

Kajian Asma'ul Husna - Al Qahhar