Meraih Lailatul Qadr

Ceramah Tarawih malam 26 Ramadlan 1434H @Masjid An-Nuur Biofarma

Kusebut ceramah karena terlalu pendek jika disebut kultum. Kalau kultum, biasanya update status facebook juga sudah cukup. Ini sampai dibikin artikel karena isinya yang lumayan panjang, sebanding dengan ilmu yang diperoleh pun lebih banyak.

Umur manusia rata-rata adalah 60-70 tahun. Manusia mengisi hidupnya dengan bekerja, beribadah, tidur/istirahat, bermain, dan lain-lain. Jika pun kita mengambil contoh umur manusia 80 tahun, maka waktu beribadah kita seumur hidup bisa dikira-kira tidak lebih dari 10 tahun.


Aisyah mengatakan, “Apabila Nabi saw masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, beliau mengencangkan kain sarungnya (tidak berhubungan suami istri), menghidupkan malamnya (dengan ibadah), dan membangunkan keluarganya (untuk ibadah)." (HR. Bukhari & Muslim)

Rasul SAW tidak hanya menghidupkan malam sendiri, namun juga mengajak keluarganya.


"Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri´tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa." (QS 2:187)

Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa pada saat i'tikaf tidak diperbolehkan untuk bergaul dengan istri. Jika itu dilakukan, maka i'tikafnya batal. Sedangkan untuk orang yang tidak beri'tikaf, hukumnya makruh bergaul dengan istri pada 10 malam terakhir. 
Jika pembaca belum memiliki pasangan hidup (biasanya kebanyakan yang i'tikaf adalah pemuda-pemudi lajang :D), ini bisa menjadi ilmu yang dapat diaplikasikan, mungkin di Ramadlan tahun berikutnya, siapa tahu tahun depan sudah melepas status lajang. :)


"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa," (QS 3:133)

Ayat tersebut mengatakan agar kita bersegera dalam meraih ampunan & surgaNYA.
Bersegera artinya fokus. Kita berharap agar di bulan ini meraih ampunan ALLAH.


Cara mengetahui lailatul qadr

Satu-satunya hadits yang shahih mengatakan pada malam itu hujan rintik-rintik dan aku shalat sepanjang malam.
Suatu malam dapat diketahui merupakan lailatul qadr ketika pada pagi esok harinya matahari bersinar lembut, tidak terik, sejuk.


Jika mengetahui suatu malam adalah lailatul qadr
Bacalah,
اللَّهُمَّ إنَّك عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

"Allahumma Innaka 'Afuwwun, Tuhibbul 'Afwa, Fa'fu 'Anni"

"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi ampunan dan menyukai orang yang memohon ampunan, maka ampunilah aku."
(HR: At-Tirmidzi 3760, Ibnu Majah 3850, Ahmad VI/171, Al-Hakim I/530 dan An-Nasa'i dalam Amalul Yaum wal Lailah, silahkan lihat Shahih Jami' At-Tirmidzi).

Jika seseorang mendapatkan lailatul qadr, maka ia diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan akan terjaga selama setahun ke depan dari berbuat kesalahan yang sama. Ini bisa disebut sebagai asuransi tahunan.


Ada pula asuransi mingguan yang dapat diperoleh dengan membaca Surat Al-Kahfi setiap Jumat atau malam Jumat.

Sedangkan asuransi harian dapat diperoleh dengan membaca Sayyidul Istighfar.
Dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Sayyidul istighfar adalah engkau mengucapkan:
Allohumma anta robbii laa ilaha illa anta, kholaqtanii, wa ana ‘abduka, wa ana ‘ala ‘ahdika, wa wa’dika mastatho’tu, a’udzubika min syarrimaa shona’tu, abuu ulaka bini’matika ‘alayya wa abuu ulaka bidza(n)bii faghfirlii fainnahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta."

Yaa Allah…
Engkaulah Rabb-ku…
Tidak ada satupun tuhan yang berhak diibadahi melainkan Engkau…
Engkaulah yang telah menciptakanku…
Dan aku adalah hamba-Mu…
Dan aku di atas perjanjian-Mu dan janji-Mu semampuku…
Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang aku lakukan…
Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku…
Dan mengakui dosaku (kepada-Mu)…
Maka ampunkanlah aku…
Karena sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa melainkan Engkau.”

Maka barang siapa yang mengucapkannya di waktu pagi dan meyakininya, lalu dia mati pada harinya itu sebelum petang, maka dia termasuk penghuni Surga. Dan barang siapa yang mengucapkannya di waktu petang dengan meyakininya, lalu dia mati pada harinya itu sebelum pagi, maka dia termasuk penghuni Surga.
Hadits Shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 6306 dan 6323)

Bagaimana dengan jaminan seumur hidup? Ternyata ada juga, lo.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

« كُلُّ أُمَّتِى يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ ، إِلاَّ مَنْ أَبَى » . قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ : « مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى »


Semua umatku pasti akan masuk surga kecuali orang yang enggan.” Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang enggan itu?” Beliau menjawab, “Barangsiapa mentaatiku pasti masuk surga, dan barangsiapa mendurhakaiku maka dialah orang yang enggan (tidak mau masuk surga, pent).”. (HR. Al-Bukhari no.6851, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu).

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. 4:59)

Ayat tersebut mengatakan bahwa semua umatKU akan masuk surga, kecuali yang tidak mau. Siapa orang yang tidak mau tersebut? Yaitu orang yang tidak taat.
Bentuk ketaatan hamba terhadap Rabbnya: akidah, akhlaq, dan muamalahnya sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah.


103. Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” 

104. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.

105.Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. 
106.Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.   
(QS Al Kahfi 103-106)
Orang yang sia-sia perbuatannya adalah yang tidak tahu dalil dari perbuatannya. Jadi, supaya kita tidak salah atau sesat berperilaku dalam melakukan sesuatu hal, kita harus tahu terlebih dahulu dalilnya.

Komentar

Most viewed

Psikotes dan interview HRD di perusahaan farmasi (berbeda dengan yang pertama)

My first job

Kajian Asma'ul Husna - Al Qahhar