Bahagia itu harus dari hati

Kuliah Biokimia Medis hari ini memberikan ilmu yang menarik.

Kurang lebih dapat disimpulkan seperti ini.

Tubuh yang "galau" (stres) dapat menurunkan produksi antibodi.
Akibatnya bisa jadi penyakit.
Sedangkan bahagia itu sendiri tidak bisa dipaksakan, harus timbul dari hati.

Pantas saja seringkali dikatakan bahwa sakit "hati" atau stres dapat memicu sakit fisik. Ternyata itu dikarenakan ketika sakit "hati" atau stres, produksi antibodi dalam tubuh berkurang sehingga tubuh lebih mudah terinfeksi.

Oleh karenanya, kalau mau sehat, harus BAHAGIA. Bahagia yang timbul dari hati, bukan kebahagiaan yang dibuat-buat.
Tentu saja hal ini tidak mudah untuk orang yang memang sedang dalam keadaan stres karena sesuatu hal. Walaupun dia berusaha untuk bahagia, kebahagiaan itu sulit untuk dikatakan timbul tulus dari hati.
Biasanya, stres ini terjadi karena pengaruh keadaan lingkungan. So, menurutku situasi dan kondisi lingkungan sekitarlah yang harus berubah, memberikan kebahagiaan dan kenyamanan. Orang-orang sekitar, terutama orang terdekat dapat menjadi jalan untuk memberikan kebahagiaan dan kenyamanan. Atau diri kita sendiri yang harus pindah ke lingkungan yang lebih baik.

Saya pernah berkata, "Bagaimana bisa bahagia kalau hatinya sudah remuk, sulit untuk mengembalikannya ke bentuk semula (seperti ditunjukkan gambar di atas)."
Lalu, seorang temanku, Hajjar Katwari berkata, "Ga ada ketentuannya juga kalau bahagia harus dari hati yang utuh."

Jleb. Ya, ternyata kita tetap bisa bahagia dengan keadaan hati yang seperti apapun kok. :)

Komentar

Most viewed

Psikotes dan interview HRD di perusahaan farmasi (berbeda dengan yang pertama)

My first job

Kajian Asma'ul Husna - Al Qahhar