Sahabat selamanya

Aku ingin bercerita salah satu kebahagiaan terindah dalam hidup. Yaitu ketika melihat perubahan sahabat menjadi lebih baik dan diberi Tuhan kesempatan untuk bertemu dengannya melihat secara langsung perubahan itu. Aku mengenalnya sekitar 9 tahun yang lalu. Dahulu aku dan dia duduk sebangku saat sekolah. Bahkan kami pernah ngeceng orang yang sama. Dan yang masih kuingat adalah shalat dluha bersama saat jam istirahat. Tuhan menakdirkan kami bersahabat. Sayang, hanya 2 tahun kami berada di kota yang sama. Kami dipisahkan oleh jarak yang tak dekat. Komunikasi pun tak seintens dahulu. Kami bertemu dengan teman-teman baru yang mengisi hari-hari baru.

Suatu hari, aku mendapat kabar bahwa ia akan melanjutkan studinya di Bandung. Inilah takdir Tuhan. Kami dipertemukan kembali di tempat berbeda. Dan tiba saat aku bertemu dengannya. Awalnya memang agak kaku karena sudah lama tidak bertemu. Namun satu kebahagiaan yang kurasakan adalah kami sama-sama sudah hijrah. Subhanallah. Di saat komunikasi kami berkurang karena berpisah, ternyata saat itu pula Tuhan melunakkan dan membukakan hati kami untuk menjadi seorang muslimah yang lebih baik.

Kami memang tidak tinggal di satu kota. Aku di Cimahi, dia di Bandung. Namun jarak ini sudah jauh lebih dekat dibandingkan dahulu. Namun, tetap saja kami tidak sering bertemu. Ya walau sekali-kali bertemu, aku bersyukur karena merasakan cinta yang terus mekar seiring berjalannya waktu. Benih-benih cinta pada sahabat lama semakin terasa. Ah, aku sulit mengungkapkannya dengan kata-kata. Semoga rasa ini tidak mudah pudar, sahabatku. Sebuah hadis mengatakan bahwa salah satu dari 7 golongan yang dijamin masuk surga adalah dua orang yang saling mencintai karena ALLAH. Kuharap kita termasuk golongan itu. Kehidupan dunia hanya sebentar, sahabatku. Mungkin kita punya cara masing-masing untuk sukses. Semoga walau caranya berbeda, namun berakhir di surga yang sama. :)
Ana uhhibbuki fillah.. Insya ALLAH...


Komentar

Most viewed

Psikotes dan interview HRD di perusahaan farmasi (berbeda dengan yang pertama)

My first job

Kajian Asma'ul Husna - Al Qahhar