Surat Untuk (mantan) Aktivis

Masih ingat dengan semangat berdakwah ketika masih remaja dulu? Masih ingat dengan semangat menjaga idealisme dan prinsip dien dalam keseharian? Bagaimana kondisi iman saat ini? Masihkah semembara dulu? Masihkah idealisme dan prinsip ditegakkan? Ini dunia nyata, guys. Semakin luas lingkungan pergaulan kita, semakin tidak kondusif dan sangat random, mau tidak mau kita harus beradaptasi dengan lingkungan. Beradaptasi itu perlu, tapi bisa dengan tidak meruntuhkan keyakinan yang sudah kita bangun dengan sangat kokoh bukan?

Ah gak masalah. Kita sebagai (mantan) aktivis sudah terbiasa dengan ibadah-ibadah sunnah yang banyak. Kita sudah termasuk golongan yang dinaungi Allah di akhirat kelak karena menggunakan masa muda untuk ketaatan pada Allah SWT. Lalu apa kita sudah yakin dengan banyaknya amal yang dapat menghapus dosa-dosa? Kau tabung amal yang banyak untuk dapat menjadi alasan melakukan maksiat. STMJ. Shalat terus maksiat jalan. Kita hanya mengingat ampunan Allah SWT namun mengabaikan adanya ancaman Allah SWT.

Hai, Ukhti. Bersyukur sekali ya berada di zaman ini. Saat berhijab tidak dilarang. Dulu akhwat-akhwat harus berjuang mempertahankan iman dan itu mengancam diri mereka. Dulu, wanita berhijab hanya mereka yang kuat imannya. Sekarang? Seperti halnya orang dengan penampilan berantakan tidak dapat dinilai pasti buruk karena bisa jadi dia memiliki hati yang baik, muslimah bercadar pun tidak dapat dipastikan kebaikannya. Lalu, kalaupun memang ada yang cover-nya bagus tapi isinya buruk, bukan berarti kita bisa menyimpulkan bahwa semua populasi dengan cover bagus itu isinya buruk semua kanBahkan penampilan yang baik ini dimanfaatkan untuk menimbulkan fitnah oleh oknum. Kita memang tidak boleh melihat seseorang dari penampilannya saja. Namun, bukankah lebih baik jika berpenampilan baik dan berakhlaq baik pula? Seperti itu pula yang Rasulullah SAW contohkan bukan? Saya paham bahwa menjaga izzah bukanlah hal mudah. Tapi yakinkanlah saya bahwa walau kita berada di tempat yang berbeda dipisahkan jarak dan waktu yang jauh, kita sedang sama-sama berjuang menjadi sebaik-baik wanita di dunia yang kelak akan menjadi bidadari surga.

Tapi, seringkali niat kita menjadi baik tidak didukung oleh lingkungan. Kita memang diminta untuk mencari lingkungan yang baik. Namun, ketika ditakdirkan untuk berada di lingkungan yang kurang sesuai dengan harapan, sudah seharusnya kita bisa menjadi agen perubahan ke arah yang lebih baik, bukan malah menjadi terbawa arus keburukan. Jangan salahkan setan yang menggoda ketika berbuat dosa, salahkan diri kita yang lemah iman. Salah satu akibat dari bermaksiat adalah lupa ilmu. Adab bagi penghafal Al-Qur'an adalah meninggalkan maksiat karena ia dapat merontokkan apa yang pernah diingat. Baru saja saya membaca quote dari seorang teman (Mba Lysya) yang berbunyi, "The world is filled with nice people, but if you can't find one, be the one". Pikiran saya tetiba terganggu, kenapa saya harus ikut melebur pada hal yang salah di suatu lingkungan? Kenapa tidak berusaha membawa pijar cahaya kebenaran? Kamu takut bergerak sendiri? Laa tahzan. Allah SWT selalu bersamamu, bahkan lebih dekat dari urat lehermu. Niatkan  karena Allah SWT. Hadirkan kesadaran bahwa Dia selalu melihatmu.

Hai, Akhi. Bersyukur ya kamu bisa menjaga diri untuk tidak berpacaran. Percaya kan, kalau lelaki jomblo dan shalih pasti akan banyak penggemarnya. Kenapa? Karena wanita normal pasti ingin diimami oleh lelaki yang bisa membimbingnya ke Jannah kelak. Pacaran mungkin memang hanya status. Tapi ada yang namanya HTS, akh. Kamu pasti ngerti kan maksudnya. Hehe.. Akh, terima kasih karena telah menjadi bukti bahwa tidak semua laki-laki cuek dan tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Kamu telah menjadi agen muslim yang baik dengan menebarkan ihsanan. Tapi, bolehkah kami mendapat ketegasan bahwa apa yang kamu lakukan memang murni sebagai bentuk ketaatan tanpa modus? Kau tau, akh? Wanita itu bisa bersabar menanti bahkan terhadap orang yang tidak memberikan kepastian sekalipun. Pada kondisi tidak rasional, dia bisa memilih untuk melepaskan kepastian dengan tetap setia pada ketidakpastian. Dan pada kondisi tersebut, nasihat dari orang lain akan dengan mudahnya menjadi angin lalu. Karena pada dasarnya dia baru akan jera atau terbuka pikirannya ketika mengalami sendiri kepahitan dari perbuatan salah langkahnya. Oleh karena itulah banyak buku dan quotes yang dibuat untuk menaikkan rasionalitas kaum wanita yang bawaannya berkadar minim.

Hijrah lebih awal bukanlah sesuatu yang dapat dibanggakan. Betapa banyak orang lain yang baru hijrah tapi dalam waktu singkat dapat menyamai bahkan melebihi kadar iman kita saat ini. Lalu apa yang mau kita sombongkan? Amal yang banyak akan hangus ketika salah niat. Penampilan yang bagus tanpa diikuti akhlaq yang baik hanya menjadi topeng yang memalsukan realisme.

Iman itu naik turun. Tapi saya dengar dari Ustadz Adi Hidayat, ini adalah peringatan, bukan takdir. Iman turun dengan kemaksiatan, naikkan dengan ketaatan. Semoga Allah SWT meng-istiqamah-kan kita dalam ketaatan.

Yaa muqallibal quluub tsabbit qalbi 'alaa diinik


Dramaga, 20 Rajab 1439H
H-40 Ramadlan

Komentar

Most viewed

Psikotes dan interview HRD di perusahaan farmasi (berbeda dengan yang pertama)

My first job

Kajian Asma'ul Husna - Al Qahhar