Selamanya kita sahabat
Aku dan dia bersahabat sejak kecil. Dia teman mainku, teman tidurku, teman makanku, walau kami dilahirkan dari status orang tua yang berbeda. Aku dilahirkan dari keluarga berkecukupan, ibuku selalu memberikan kue soes yang ia dapatkan dari setiap pertemuan kerja. Setiap jam makan setidaknya ada 6 piring di meja makan berisi nasi dan bermacam lauk. Sedangkan dia dilahirkan dari keluarga biasa saja. Jangankan untuk makan kue soes, makan 3 kali sehari saja sangat jarang. Pun makan, dia hanya bisa makan nasi kering dengan terasi dan kerupuk. Suatu hari, aku makan di rumahnya. Aku merasakan kenikmatan makanan yang disediakan. Dan ini kulakukan selama sepekan. Ibuku menyadari aku tidak makan di rumah sehingga beliau bertanya padaku. Betapa polosnya diriku yang masih kecil. Ibuku memarahiku karena aku telah merepotkan keluarga sahabatku dengan menumpang makan selama sepekan. "Kamu harus membayar atas kesalahan yang telah kamu lakukan," begitu kata Ibu. Ibuku memintaku untuk mem...