Ikhtiarnya gimana?

Ikhtiarnya gimana caranya?

Berdo'a ke ALLAH, minta yang terbaik. Kalo mau agak maksa mah doanya 'Ya ALLAH jadikanlah dia yang terbaik.'

Selalu, tiap sholat. Ikhtiarnya gimana?

Laki2 yang baik untuk perempuan yang baik. Jadilah ikhwan yang baik supaya dapat akhwat yang baik juga.

Ia Insya ALLAH. Cuma tetep aja ikhtiarnya harus ada yang lebih dikhususkan untuk itu. Tahap awalnya gimana?

Ya udah tahap awalnya itu. Banyak-banyak berdoa, kuliah yang bener, cari duit yang banyak. Semua itu juga merupakan bentuk ikhtiar untuk bisa nikah. Kalo punya duit banyak ingat sedekah. Saat bersedekah bisa disisipi do'a berupa harapan yang ingin dicapai.

Cuma kalo ada orang lain yang ngajak dia nikah duluan gimana?

Ya itu takdir. Instropeksi diri. Makanya berdoanya dengan penuh harap dan keyakinan ALLAH akan mengabulkannya.

Ya bisa diikhtiarkan atuh supaya takdirnya ga kayak gitu. Kamu juga bantu do'a atuh.

Ya itu. Kamu pinter geuning. Do'a yang penuh harap & keyakinan ALLAH SWT Maha Memperkenankan do'a merupakan bentuk ikhtiar juga. Sekian persen dari apa yang kita peroleh nanti merupakan hasil ikhtiar juga. Kalo hasilnya ga sesuai harapan berarti harus ada yang diinstropeksi juga. 


Apa yang ada di benakmu stlh membaca ini? :)
Intinya, si penjawab ingin menyampaikan apa yang seharusnya dilakukan o/ si penanya yang sedang jatuh cinta dan bingung harus gimana.

Hmm.. Lalu, bagaimana pendapat teman2 soal orang2 yang menikah muda?
- Dijodohin ya??
- Hmm,, kayaknya udah ga jamannya deh..
- Cepet banget sih.

Mungkin seperti itu beberapa pikiran2 negatif yang ada di benak orang2. Coba direnungkan kembali mengapa orang2 itu memilih menikah muda. Mungkin...

* Dia ingin segera menyempurnakan din-nya. Siapa yang tahu beberapa tahun, bahkan sedetik kemudian dia masih diberi kesempatan untuk menghirup udara dunia.

* Dia ingin menjaga dirinya dari perbuatan maksiat. Dengan kata lain, menghalalkan apa yang sebelumnya diharamkan. Setelah menikah, halal bagi pasangan suami istri untuk berpacaran (misal. berpegangan tangan), halal aurat sang istri untuk suaminya.

* Dia ingin hidup mandiri. Dia tidak ingin terus-menerus merepotkan orang tuanya. Karena menikah bisa disebut sebagai momen dimana orang tua terlepas tanggung jawab terhadap anaknya.


* Dia ingin memanfaatkan kesempatan ketika orang tuanya masih bisa menyaksikan dirinya menikah, bahkan apabila bisa memberikan cucu untuk orang tuanya. Tentunya sangat indah dan membahagiakan jika kedua orang tua kita bisa hadir di pelaminan mendampingi kita.




Lalu, bagaimana pendapat teman2 soal orang2 yang tidak cepat nikah?
- Hmm,, terlalu menunda2, belum tentu diberi kesempatan untuk menikah.
- Kalo udah ada yang mau kenapa ga segera aja?

Mungkin itu adalah beberapa pendapat dari orang2. Mungkin beberapa pertimbangan di bawah ini bisa menjadi renungan.


* Dia masih ingin memanfaatkan masa mudanya. Masa muda adalah masa yang paling bebas (harus bebas bertanggung jawab tentunya). Bebas berorganisasi, bebas berteman.


* Dia masih ingin bisa memaksimalkan bakti kepada orang tuanya. Untuk seorang istri, prioritas tertinggi baktinya akan berpindah dari orang tua ke suami setelah menikah.

* Dia memang belum menemukan calon yang cocok. Daripada buru2 nikah tapi belum sreg, ya mending nunggu sampai nemu yang cocok.


* Belum mendapat restu orang tua. Orang tua tau bgt gimana rasanya menjalani kehidupan rumah tangga. Mungkin beliau menilai anaknya belum siap untuk menikah.




Itulah beberapa pertimbangan kemungkinan alasan seseorang memilih untuk menikah cepat/tidak cepat.
Nikah itu....
- Sunnah Rasul
“Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku” (HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.)
- Menjauhkan diri dari zina
“Janganlah kalian mendekati zina, karena zina itu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk” (Al-Isra 32)

Dalam Al-Qur'an dan Hadits..
"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. al-Nuur: 32) 

Hadits Ibnu Mas'ud, bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
"Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu serta berkeinginan untuk menikah, maka hendaklah ia menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Dan barangsiapa tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu dapat menjadi tameng baginya (melemahkan syahwat)." (Muttafaq 'alaih)

Jadi,,
Tentu harus ada niat dalam hati kita untuk menikah. Hanya saja mengenai waktunya, itu tergantung dari ikhtiar kita juga. Jika kita sudah siap untuk menikah, maka kenapa harus ditunda2??
Namun, apa parameter siap menikah?
Tentunya harus siap lahir batin. Mungkin diantara siap lahir batin adalah siap untuk menerima segala kekurangan pasangannya. Untuk seorang lelaki harus siap untuk menafkahi istri, menjadi kepala keluarga, pemimpin yang siap menuntun keluarganya menjadi keluarga sakinah, mawadah, warahmah, bisa melindungi keluarganya dari azab neraka. Bagi seorang istri harus siap untuk dipimpin oleh suami, melayani suami atas segala keperluannya, seperti masak, cuci & setrika pakaian, dll.
Semua itu pasti tidak mudah. Namun dengan niat tulus ikhlash karena ALLAH, tidak ada rasa sulit dalam mengerjakan pekerjaan apapun.

Lalu, bagaimana dengan orang yang memang belum bisa menikah karena belum mampu?
Seperti dalam hadits disebutkan di atas, hendaklah ia berpuasa. Selain menjadi penahan syahwat, juga berpahala. Apa salahnya memaksimalkan ibadah di masa muda?
Bukankah salah 1 golongan manusia yang mendapat perlindungan dari ALLAH saat tidak ada pertolongan selainNya adalah pemuda yang mengabdkan diri kepada ALLAH?
Sembari itu, juga perlu diiringi dengan do'a dan ikhtiar untuk bisa mencapai tujuan menggenapkan dien.
Buat yang karena belum direstui orang tua, buktikan dong kalo memang sudah siap menikah. Apa usahamu untuk bisa meyakinkan orang tuamu jika kamu sudah siap nikah?
:)
Wahai sahabat... Jika kamu dipusingkan dengan dunia ini, ingatlah bahwa kamu punya ALLAH yang selalu ada kapanpun kau membutuhkannya.

Komentar

Kartika Trianita mengatakan…
Penulis mohon maaf ya kalau ada kesalahan.. Segala kritik & saran boleh disampaikan disini :)

Most viewed

Psikotes dan interview HRD di perusahaan farmasi (berbeda dengan yang pertama)

Kajian Asma'ul Husna - Al Qahhar

My first job