Publikasi paper bagi mahasiswa S2 di IPB itu WAJIB!


Publikasi menjadi prasyarat untuk Semhas. Pada saat ada kesempatan paper MK yang kuikuti di semester 2 bisa diklaim menjadi syarat publikasi, aku mempersiapkan untuk menjadikan paper tersebut sebagai syarat publikasi. Namun, catatan pentingnya adalah kalian perlu membaca detail Surat Edaran mengenai publikasi. Bahkan, untuk semuanya sih sebenarnya perlu diketahui dari awal. Syarat kolokium, publikasi, Semhas, hingga Sidang harus kalian pahami dari awal supaya tidak salah langkah seperti yang kulakukan. Jika ada yang bingung, pastikan kembali ke prodi/pasca.

Publikasi yang ingin kuklaim adalah publikasi conference di Vietnam. Conference yang kuikuti adalah conference yang akan dipublikasikan di jurnal dan terindeks scopus. Embel-embel scopus ini yang kulihat-lihat mempengaruhi besar biaya pendaftaran menjadi jauh lebih mahal. 

Oleh karena paper conference-ku adalah paper dari mata kuliah dari dosen lain, maka aku lebih intens pada dosen MK lalu pembimbing 1. Ternyata, prodi membuat aturan bahwa paper harus melibatkan nama seluruh pembimbing. Saat kukonsultasikan ke pasca, sebenarnya tidak semua pembimbing tidak apa-apa, namun ternyata aturan tersebut datang dari prodi sebagai yang memasukkan nilai publikasi kita. Selain itu, di Surat Edaran dari pasca juga tertulis persyaratan yang tercantum merupakan syarat minimal. Jadi, prodi bisa saja kalau mau membuat aturan yang lebih ketat. Jadi, pastikan saja kalian memang sudah memahami hal-hal detailsnya, ya. Misalnya, corresponding author harus dosen pembimbing, nama mahasiswa sebagai nama pertama, dosen pembimbing nama setelah mahasiswa, dll. Sesuaikan dengan aturan yang berlaku, ya. Soalnya setelah kelulusanku, ada aturan baru. Walaupun lebih fokus ke sistem penilaiannya aja sih.

Nah, ada satu pertanyaan untuk publikasi ini. Lebih baik submit jurnal atau conference? Aku gak bisa jawab secara tegas salah satu yang lebih baik karena semua ada plus minus dan setiap jurnal/conference memiliki aturan atau timeline masing-masing. Jadi, silakan eksplor mana yang lebih cocok (biasanya lebih ke timeline). Untuk perbedaannya, aku coba jabarkan plus minusnya sepengetahuanku dan berdasarkan pendapatku, ya. Overall, aku merasa sebenarnya keduanya kalau dari timeline bisa jadi sama saja.

Conference

Plus
  • Seleksi untuk diterimanya lebih mudah karena biasanya panitia conference juga mengejar jumlah peserta.
  • Biaya conference yang diselenggarakan oleh IPB biasanya lebih murah.
  • Timeline sudah jelas sehingga waktu review tidak terlalu lama atau on track.
Minus
  • Perlu persiapan jauh-jauh hari sehingga waktu tiba pengumuman conference, kita tidak kelabakan. Tapi ada juga kok yang dadakan persiapannya. Kekuatan deadliner ye kan.
  • Waktunya menyesuaikan dengan jadwal conference yang ada. Conference IPB biasanya ada di waktu-waktu tertentu saja, tidak sepanjang tahun alias musiman #ea.


Saran
  • Conference yang diselenggarakan oleh IPB (terutama jurusan kita) akan lebih mudah mengurusnya
  • Kalau mau conference di luar negeri kayak aku, bisa coba mengajukan dana ke ICO IPB untuk mendapat bantuan dana. Biasanya sih gak bisa full-covered ya. Aku kemarin dicover biaya pendaftaran senilai 5jutaan (350 usd) saja.
  • Kalau ada kesempatan/disuruh dosbing, usahain aja dulu. Paper bisa dari hasil penelitian atau review. Jadi, sebenarnya tidak ada alasan untuk belum siap. Banyak yang siap karena dipaksa juga kok. :p
  • Pilih conference yang sudah bisa dipastikan paper akan dipublikasikan (tidak selected saja).

-           
Jurnal

Plus
  • Tidak perlu presentasi.
  • Biaya bisa lebih murah bahkan gratis.
  • Lebih fleksibel untuk bisa menyesuaikan dengan target jenis publikasi yang kita inginkan menurut surat edaran.


Minus
  • Persiapan harus maksimal untuk mengurangi resiko paper ditolak atau banyak revisi sehingga bisa memperpanjang waktu publikasi.
  • Lama waktu review lebih sulit dipastikan, bergantung pada keluangan waktu reviewer dan target dari jurnal tersebut.

Saran
  • Cari jurnal yang sesuai target kebutuhan. Pelajari surat edaran supaya bisa menentukan lebih baik submit ke Sinta yang tinggi atau Sinta yang rendah (untuk jurnal Dikti). Proses review di jurnal bereputasi tinggi bisa jadi lebih lama namun status lebih rendah nilai lebih tinggi dibandingkan jurnal kurang bereputasi. Tapi overall sama saja.
  • Jika nyantai, jurnal kurang bereputasi mungkin bisa diproses lebih cepat untuk sampai publish.
  • Jika buru-buru, jurnal bereputasi dengan status submitted sudah bisa memberikan nilai baik tanpa harus menunggu sampai publish.
  • Pilih jurnal yang komunikatif sehingga progress bisa terpantau dengan mudah.

Nah, itu tadi sedikit sharing mengenai trik-trik mempersiapkan publikasi sebagai syarat semhas. Pastinya, apapun yang kita pilih juga bergantung pada keinginan dosbing. Biasanya, dosbing menyarankan untuk mengikuti conference2 yang diadakan oleh kampus. Tapi, beberapa dosbing juga memiliki preferensi untuk bisa tembus jurnal tertentu yang bukan lewat jalur conference. Semangat!


Komentar

Most viewed

Psikotes dan interview HRD di perusahaan farmasi (berbeda dengan yang pertama)

My first job

Kajian Asma'ul Husna - Al Qahhar