Kesetiaannya diuji

Pada hari ini saya mendapat sebuah pembelajaran berarti (lagi). Saya beserta orang tua mampir ke rumah teman Dady di Jakarta. Beliau memiliki istri yang sakit dan sudah terbaring tak berdaya selama 6 tahun. Istrinya menderita kanker otak. Foto yang terlihat di ruang tamu menunjukkan perawakan yang segar bugar ketika masih sehat. Istrinya telah dioperasi sebanyak 5 kali hingga keadaannya seperti sekarang. Berdasarkan cerita dari temannya Dady, istrinya sakit sejak tahun 2000 dan tidak berdaya sudah 6 tahun lamanya.

Kami diberi kesempatan untuk melihat keadaan istri beliau. Masya ALLAH. Seperti yang diceritakan oleh beliau bahwa istrinya sudah tidak bisa apa-apa. Tidak bergerak, tidak berbicara, bahkan tidak melihat. Tubuhnya kurus, tulang berbalut kulit. Namun kulitnya halus, tidak keriput. Berat badannya terus turun seiring berjalannya waktu. Setiap makanan yang diberikan dihaluskan terlebih dahulu. Kebersihan pun harus tetap dijaga.

Bapak ini mengatakan bahwa dari awal dokter sudah bilang bahwa keadaan terparah yang akan terjadi adalah seperti ini, seperti mayat hidup. Enam tahun bukanlah waktu yang sebentar. Bapak ini begitu sabar dan telaten merawat istrinya. Disinilah saat kesetiaan seorang suami diuji. Dan beliau memilih untuk tetap sabar merawat istrinya yang tak berdaya. Aku salut pada beliau. Semoga ALLAH menerima kesetiaan beliau sebagai amal shalih yang bisa mengantarkannya ke jannah kelak. Semoga sakit istri beliau menjadi pengugur dosa-dosa. Semoga beliau dipertemukan kembali dengan keluarga yang utuh di jannahNya kelak.


Komentar

Most viewed

Psikotes dan interview HRD di perusahaan farmasi (berbeda dengan yang pertama)

Kajian Asma'ul Husna - Al Qahhar

My first job