Kolokium TIP IPB
Kolokium adalah sebutan untuk presentasi rencana penelitian. Rencana
penelitian ini alangkah baiknya kalau sudah dipikirkan dari sebelum mendaftar
S2 IPB. Walaupun seiring berjalannya waktu bisa berubah-ubah, bahkan dari yang
telah dipresentasikan di kolokium. Kalau tujuan kamu masuk S2 untuk menjadi
dosen dan memiliki kebebasan untuk topik tesis, ikut proyek dosen akan lebih
baik. Kenapa? Karena proyek dosen biasanya sudah terencana dan akan lebih ada
dorongan dari dosen tersebut untuk mengejar kamu menyelesaikan proyek tersebut.
Aku sempat ditawari proyek dosen. Namun, aku memilih untuk topik yang kubawakan
sendiri karena memang tujuan awalku masuk IPB untuk melakukan penelitian yang
bisa diaplikasikan untuk pengembangan suatu daerah, khususnya Pemalang.
Alhamdulillah, dosen pembimbing (dsobing) 1 dan 2 sangat kooperatif. Kebetulan kedua-duanya
adalah bapak-bapak. Sejak S1, pembimbingku adalah bapak2. Bahkan, begitu pula
saat internship dan kerja. Jadi, bisa
dikatakan kalau aku belum pernah merasakan atasan/pembimbing wanita.
Memilih
pembimbing yang tepat menjadi salah satu faktor juga loh, guys. Sebelum
memutuskan untuk menentukan pembimbing yang ingin kulamar, aku mencari tahu
terlebih dahulu dosen-dosen yang kira-kira cocok dengan diri kita dan topik
penelitian. Aku sempat ngobrol juga dengan dosen lain sebelum berpindah pikiran
untuk memilih dosen pembimbing yang fix.
Mana dikejar waktu juga kan karena
harus segera menyerahkan nama ke prodi. Sebagai mahasiswa yang sama sekali
belum ada bayangan mau dibimbing oleh siapa, aku cukup kebingungan dalam
menentukan dosen pembimbing sekalipun sudah mengikuti sesi pengenalan dosen
yang diadakan oleh prodi. Nah, dosen ini juga akan lebih baik kalau sebelum
daftar S2 IPB sudah ada preferensi nih, guys. Bahkan, kalau bisa hubungi dulu
dosennya. Pada akhirnya, dosen pembimbing 1 kupilih karena jatuh cinta pada
pandangan pertama beliau mengajar suatu mata kuliah di kelas. Mata kuliah yang
menarik dengan bahasannya juga menarik. Dosen pembimbing 2 ditentukan oleh
prodi dan kebetulan sudah sesuai juga dengan topik penelitian. Berdasarkan
pengalamanku, memiliki pembimbing bapak-bapak ini seru. Pada dasarnya
bergantung pada kepribadian kita dan dosen tersebut. Sebagai mahasiswa, tentu
kita yang harus lebih menyesuaikan dengan kepribadian dosen. Dosen pembimbing
ini yang menuntun dan menjadi penanggung jawab juga penyelesaian penelitian
kita. So, menjaga hubungan dan untuk
tetap konek sama dosen pembimbing adalah hal yang penting. Mungkin aku termasuk
yang tidak bermasalah dengan dosen pembimbing (tapi bermasalah dengan dosen non
pembimbing #eh haha), tapi teman seperjuangan ada yang punya masalah dengan
dosen pembimbing. So, jangan pernah
membanding-bandingkan dengan kehidupan orang lain ya, guys.
Sebelum kolokium, tentu saja kita harus memastikan rencana penelitian kita yang disepakati oleh seluruh dosbing. Pada semester 2, ada MK Topik Khusus (Topsus) yang tujuannya seperti mengontrol persiapan penelitian kita. Sebenarnya jika MK Topsus ini dijalani dengan baik sesuai dengan target-target pertemuan rutinnya, seharusnya penelitian kita sudah bisa terarah. Namun, kenyataannya kita juga memiliki kesibukan di MK lain sehingga agak sulit untuk 100% sesuai dengan target jumlah bimbingan tesis pada MK tersebut. Aku mah jauuuuh banget dari 100%, kayaknya cuman 30%. Mana dosennya sibuk bin susah ditemuin, kan. Jadi, salah dosen? Hmm.. Nggak juga sih, biar gak disalahin aja. Jadi, gak 100% kesalahan aku gitu loh, guys. Hahaha. Tapi di sisi lain, ada juga loh mahasiswa lain yang dosennya mau meluangkan waktu bimbingan tapi mahasiswanya yang gak memanfaatkan kesempatan tersebut. So, semakin kita membanding-bandingkan dengan orang lain, seharusnya kita semakin sadar kalau setiap orang berjuang dengan caranya masing-masing dengan tantangannya masing-masing juga.
Di TIP, syarat menghadiri
kolokium minimal 10x adalah syarat untuk mengetahui / mendapat nilai kolokium.
Jadi, walaupun di kartu kolokium kita belum 10x hadir kolokium orang lain, kita tetap bisa kolokium. Ini untuk di
jurusan TIP ya, guys. Kalau di jurusan lain ada juga tuh yang ada prasyarat
menghadiri kolokium jurusan lain juga. Bahkan, menjadi prasyarat, bukan sekedar
mengetahui nilai. Di TIP, untuk S2, minimal 2x sidang komisi (sidkom) dilakukan
selama masa studi. Sidkom ini biasanya dilakukan sebelum kolokium, semhas, dan
sidang. Sidkom bertujuan untuk menyamakan persepsi kita dengan semua dosbing. Untuk
keperluan administrasi, silakan menghubungi prodi untuk meminta formulir-formulir
yang dibutuhkan untuk sidkom maupun kolokium. Untuk bisa kolokium, kita hanya perlu menyiapkan makalah maksimal 10 halaman. Makalah ini bisa menjadi rangkuman dari proposal tesis utama kita. Jadi, teorinya gak susah karena kita sudah menyelesaikan proposal di MK Topsus dan hanya tinggal merangkumnya untuk kolokium. Prakteknya, hal tersebut akan menjadi lebih mudah kalau topik penelitian tidak berubah dan akan menjadi lebih effort ketika topik penelitian berubah sehingga harus merevisi proposal yang telah dibuat.
Kolokium dihadiri oleh dosen pembimbing (minimal 1,
seperti aku yang dihadiri oleh pembimbing ke2 aja), moderator dari prodi, dan
peserta dengan jumlah minimal 10 orang. Pada waktu-waktu tertentu seperti musim
libur panjang atau pulang kampung, mencari peserta bisa sulit dilakukan. Kalau
kamu akan dihadapi pada situasi tersebut, persiapkan deh sebelum-sebelumnya daftar orang-orang yang akan datang.
Pastikan mereka bisa datang tepat (lebih baik sebelum) waktunya supaya tidak ngaret. Jika dilakukan di pagi hari,
siapkan pemain cadangan yang cukup banyak karena mengumpulkan orang di pagi
hari itu gak mudah, guys. Apalagi
bulan puasa. Heu.
Aku menjadi yang kedua kolokium di angkatanku setelah temanku pada hari yang sama di Jum'at yang berkah. Well,
kolokium ini menjadi pintu kita untuk memulai penelitian. Namun, tidak menutup
kemungkinan juga kita sudah memulai penelitian sebelum kolokium. Misalnya perlu
diawali pra-penelitian (seperti diriku) atau memang memulai penelitiannya terlebih dahulu sebelum kolokium.
Namun, pada dasarnya seharusnya rencana penelitian kita itu disetujui terlebih
dahulu dalam bentuk kolokium yang diikuti dengan submit proposal penelitian versi lengkap (tesis dari BAB Pendahuluan sampai Metode) yang telah direvisi sesuai hasil kolokium ke loket pasca sebelum melakukan
penelitian. Tapi ada juga kok yang curi start
duluan. Tinggal bagaimana kita atur-atur timeline
aja.
Bagi yang melakukan penelitian berurusan dengan pihak luar, surat izin penelitian mungkin dibutuhkan. Surat izin penelitian ini bisa diurus ke prodi TIP atau loket pasca melalui formulir yang ditandatangan oleh pembimbing. Penelitian yang berkaitan dengan pihak pemerintahan biasanya perlu surat yang resmi dari IPB dan berstempel untuk diurus ke Kesbangpol terlebih dahulu sebelum ke lembaga2 terkait. Pengurusan surat izin penelitian ini bisa jadi lama karena waktu penyelesaiannya adalah maksimal 14 hari. Untuk menghemat waktu, persiapkanlah surat izin penelitian jauh-jauh hari sehingga tidak perlu menunggu-nunggu surat untuk memulai penelitian.
Jika kita berurusan dengan pemerintahan luar provinsi Universitas berada, seharusnya prosedurnya adalah mengurus ke Kesbangpol Ibukota provinsinya terlebih dahulu baru bisa ke Kesbangpol yang kita tuju. Aku sendiri baru mengetahui hal ini dari Kesbangpol Kab. Pemalang tempat studi kasusku. Alhamdulillah, urusan di Kesbangpol Pemalang dipermudah sehingga tidak perlu ke Semarang dulu untuk mengurusi perizinan. Alhamdulillah, selama berurusan dengan pemda Pemalang selalu dimudahkan. Aku sempat membayangkan juga kalau aku jadinya penelitian di Bandung, bisa jadi urusannya lebih sulit karena di kota besar.
Nah, itu sedikit sharing tentang kolokium di TIP IPB. Semoga bisa memberikan sedikit bayangan ya mengenai proses studi S2 di TIP IPB. Jadi, buat kamu yang baru mau masuk S2 IPB, bisa lebih well-prepared. Semangat!
Komentar