Alasan resign

Jangan kaget kalau saya mengatakan bahwa saya sudah berencana resign dari pertama masuk kerja. Ya, saya mengalami yang namanya shock culture . Bukan dengan pekerjaannya karena sebelumnya saya pernah merasakan dunia kerja saat KP, melainkan dengan kondisi dan suasana dunia kerjanya. Ntah apa yang menggerakkan saya untuk tetap bertahan hingga hampir 3 tahun. Di artikel sebelumnya ( Aku di DKJ ) saya mengatakan bahwa dalam kenyataannya tidaklah sebahagia dan tidak semenderita apa yang saya tulis. Tapi, ada juga bagian yang saya tulis dengan sederhana namun kenyataannya dihadapi dengan effort yang luar biasa. Hidup kan seperti roda yang berputar. Setelah bahagia pasti akan ada masalah yang mengikuti. Bisa jadi tanda-tanda mungkin, ya. Kalau lagi bahagia-bahagianya, pertanda masalah akan segera datang. Haha. Begitupun dengan kesulitan. Bahkan ketika sedang dalam posisi fall to the lowest point , ntah mengapa selalu masalah itu bisa selesai begitu saja. Dan berpikiran positif-lah saat ...