Aku di DKJ
Menjadi bagian dari
DKJ atau LTL Group adalah pengalaman sangat berarti dan berkesan dalam hidup
saya. Kata orang, ketika kita lulus kuliah, justru itu adalah saatnya kita baru
masuk the real life. Dan ini
benar-benar saya buktikan bahwa dunia kerja sangat berbeda dengan kuliah. Bahkan
ketika saya saat ini sedang S2 pun rasanya seperti refreshing, terlepas dari jeratan kerasnya dunia kerja. Melalui
artikel ini, saya ingin berbagi pembelajaran-pembelajaran yang saya peroleh
selama bekerja di DKJ / LTL Group.
1. Perantara sebagai fungsi koordinasi
Saya memiliki tugas utama sebagai perantara
atau koordinator yang menghubungkan pihak-pihak di pabrik DKJ dengan marketing
LTL. Ini bukanlah tugas yang mudah. You
know? Kita harus siap menerima komplain pihak marketing terhadap pihak
pabrik dan sebaliknya, walaupun bukan diri kita langsung yang melakukan
kesalahan sehingga muncul komplain. Saya harus memiliki hati yang kuat untuk
dimarahi oleh kedua belah pihak. Istilahnya, bertanggung jawab atas kesalahan
orang lain. Awalnya saya merasa tidak adil. Namun, ketika dipikir-pikir lagi, ini
baru tahap awal, Tik. Katanya kamu mau jadi pebisnis yang notabene adalah
penanggung jawab utama atas keberjalanan usaha yang akan kamu jalani. Tentu saja
tanggung jawabnya akan lebih besar lagi. Seperti halnya bosmu di kantor yang
harus bertanggung jawab atas kesalahan yang kamu lakukan. Ya, karena bos yang
baik akan menjadi back up bagi
bawahannya sekaligus bertanggung jawab atas apa yang dilakukan oleh tim-nya.
2. Sabar seluas lautan
Benarkah sabar tiada batas? Ya, tapi kemampuan
kita yang seringnya terbatas untuk sabar. Belajar banget caranya mengontrol emosi, menahan ghibah – karena saat emosi
itu sangat rentan untuk ngomongin orang –, juga menahan amarah (walaupun
sesekali terpaksa marah karena kalau sabar terus jadi merasa seperti
dipermainkan). Tapi jangan sering-sering marah ya, nanti cepat tua. Hehe. Namun
tidak marah itu pasti tetap jauh lebih baik, kok. Sampai-sampai ada yang dengan
jujurnya mengatakan senang menjadikanku sasaran empuk buat diomelin karena
kalau diomelin gak melawan. It’s funny. Saya berusaha untuk
mengingat kembali bahwa sabar itu tiada batasnya dan juga merupakan bagian dari
dakwah. Ketika kita ingat kembali akan tujuan hidup, tujuan berada di jalan
yang saat ini sedang kita jalani, maka akan menjadi motivasi tersendiri untuk menjaga
attitude. Berbicara mengenai tujuan
hidup dan tujuan berada di jalan yang sedang dijalani, jangan terpaku pada
tujuan yang kita rancang, ya. Kita juga perlu mengevaluasi mungkin ada tujuan
lain yang Tuhan amanahkan pada kita. Saya pernah menyelipkan tentang ‘menyadari
peran kita’ pada artikel jajak pendapat 2.
3. Konfirmasi, jangan berspekulasi
Untuk setiap hal-hal yang belum jelas, jangan
berspekulasi, deh. Rentan resiko yang
fatal loh kalau sampai terjadi misscom. Jangan pernah malu untuk
bertanya dan konfirmasi supaya apa yang kita lakukan sesuai dengan arahan. Biasanya
perempuan nih yang sering pakai
perasaan sehingga sering berspekulasi. Merasa dia suka sama kita, padahal
memang dianya aja yang tipenya baik ke semua orang. Loh, kok jadi kesana.
4. Bekerja sebagai tim
Di dunia kerja dibutuhkan kemampuan untuk
bekerja secara individu dan tim. Pernah gak
sih merasakan kalau suatu pekerjaan lebih cepat dan gak ribet ketika kita kerjakan sendiri daripada harus bagi-bagi
tugas ke orang lain? Yes, I felt It. Tapi
kan kita gak selamanya bisa
mengerjakan semuanya sendiri. Pekerjaan yang berat tentu akan lebih mudah dikerjakan
oleh tim. Untuk setiap kesulitan yang dirasakan ya dinikmati saja. Jangan menggerutu
sendiri. Kalau memang ada yang kita gak
suka, coba komunikasikan dengan partner
kita. Mungkin kita hanya perlu memperbaiki komunikasi untuk bisa menjalani
pekerjaan tim dengan baik.
5. Everyone is different
Setiap orang memiliki karakter, kepribadian,
sifat, dan kebiasaan yang berbeda-beda. Kita tidak bisa memaksakan seseorang
menjadi seperti yang kita inginkan. Seperti halnya kita ingin dimengerti, kita
juga perlu untuk mengerti kondisi orang lain. Apalagi di dunia marketing, kita
harus bisa treat orang lain sesuai
dengan bagaimana dia ingin diperlakukan. Customer
aja diperhatiin, apalagi kamu. Iya, kamu. Haha. Ada banyak tools psikologi untuk membaca karakter orang. Disini saya belajar
kepribadian D-I-S-C. Sebelum melakukan tes DISC, kita harus menyesuaikan dengan
kondisi di dunia kerja supaya hasilnya lebih akurat. Tes DISC menghasilkan 3
grafik, yaitu Mask/Public self,
Core/Private self, dan Mirror/Perceived
self. Hasil dari ketiga grafik ini tidak melulu harus sama. Bahkan, untuk
yang baru masuk kerja, biasanya hasil DISCnya abu-abu karena seperti masih
mencari jati diri atau belum berpengalaman dalam pekerjaannya. Grafik pertama dapat
dikatakan external profile/work profile.
Ini menunjukkan kepribadian yang kita tunjukkan di depan umum. Bisa jadi bukan
merupakan kepribadian sesungguhnya karena kita menyesuaikan dengan bagaimana
seharusnya kita berperilaku. Grafik kedua dapat disebut juga sebagai internal profile/pressure profile. Ini bisa
dikatakan perilaku kita ketika dalam kondisi tertekan yang menunjukkan
kepribadian yang sesungguhnya. Grafik ketiga dapat disebut juga summary profile yang menunjukkan gabungan
dari grafik 1 dan 2, yaitu apa yang merupakan bawaan sifat yang kita bawa dari
masa lalu dan yang kita harapkan di lingkungan kerja. Hasil DISC ini juga bisa
berubah-ubah, ya seiring berjalannya waktu dan perubahan kondisi lingkungan.
Coba tebak, apa hasil DISC-ku?
6. Kesempatan belajar bisnis
Ini hal yang paling penting saya dapatkan di
DKJ. Kenapa? Karena ini adalah tujuan awal saya bekerja. Alhamdulillah, saya mendapat mentor bisnis, yaitu atasan saya –
MM-nya langsung – yang sangat baik dan jago jualan. Ya, walaupun dalam
keberjalanannya tidak luput dari stress
karena namanya marketing pastinya yang dilihat adalah performance hasil jualannya. Bagaimana tidak stress, performance ini
pula yang akan menentukan jumlah bonus dan kenaikan gaji. Hahaha. Namun, saya juga
belajar tentang bagaimana menilai tidak hanya dari result melainkan juga dari proses. Awal-awal saya belum bisa perform bagus di hasil tapi bosses saat itu menilai dari proses yang
saya lalui yang dapat menjadi investasi hasil yang lebih baik di kemudian hari.
Tidak kalah penting, bagaimana mengatur strategi
supaya apa yang dihasilkan efektif dan efisien. Saya masih ingat ketika makna
efektif dan efisien ini bos tanyakan pada ‘anak-anak’nya. Efektif ditunjukkan
dari pencapaian hasil. Sedangkan efisien ditunjukkan dari minimasi cost atau effort untuk mencapai hasil, atau dapat dikatakan dengan input yang sama namun dapat menghasilkan
output yang lebih besar.
7. Do the best and we will get the best
Saya lupa bagaimana tepatnya isi salah satu quote andalan bosku. Intinya menyatakan
bahwa kita lakukan dulu yang terbaik, maka alam yang akan bergerak secara
otomatis untuk membalas kebaikan kita. Hal ini tentu saja sudah berlaku umum di
dunia pekerjaan bahwa bukan karena pemberian
yang besar maka kita melakukan hal besar, melainkan kita lakukan hal besar maka
apa yang kita peroleh akan menyesuaikan dengan apa yang telah kita lakukan.
Dan hal ini menjadi sangat berkesan ketika kita berasal dari pribadi yang memiliki
jiwa sosial tinggi dan berusaha melakukan sesuatu dengan niat yang lurus. Saya mengatakan
seperti ini karena saya merasakannya. Sesuatu yang dikerjakan dengan hati
memberikan hasil yang bahkan di luar dugaan. Siapa lagi yang dapat menggerakkan
takdir kalau bukan Tuhan yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, jangan ragu deh sama kuasa Tuhan. Selalu ada
kebaikan-kebaikan ntah itu dalam
bentuk materi atau non materi yang dapat menyembuhkan luka, sakit, atau lelah
yang kita rasakan sebelumnya. Selalu ada kemudahan setelah kesulitan. Bukan bermaksud
sombong, namun saya selalu berusaha untuk melakukan pekerjaan saya sebaik
mungkin, bahkan dengan niat untuk membantu mempermudah pekerjaan orang lain. Oleh
karena saya berperan sebagai koordinator yang notabene tugasnya nyuruh-nyuruh orang, otomatis mau tidak
mau saya harus menjadi sosok yang tidak hanya sekedar menyuruh tapi juga turut
serta dalam membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Tentu saja ini
bukanlah hal yang mudah, guys. Apalagi
kalau kamu adalah koordinator dari berbagai macam divisi di perusahaan, bahkan
seperti tak terbatas. So, jangan
heran juga kalau hayati lelah. Haha. Tapi, SERU!
8. Toleransi antaragama
Saya ditempatkan di head office, Jakarta. Sesungguhnya saya tidak menyangka bahwa
ternyata muslim di head office ini
minoritas, terutama muslimah berhijab. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi
saya karena saya ingin menjadikan dimana pun saya berada sebagai ladang dakwah.
Dakwah yang saya maksud disini adalah bagaimana menjadi agen muslim yang baik,
mengenalkan indahnya Islam dalam akhlaq
yang terpuji. Alhamdulillah, Allah
SWT mudahkan saya untuk bisa berbaur dengan mayoritas non muslim disini. Saya
juga merasa sangat diterima disini walaupun saya adalah minoritas. Awalnya saya
agak syok dengan dinner / lunch yang dilakukan di resto menjual
makanan tidak halal. Namun kemudian saya berusaha untuk mengatakan kepada
atasan saya bahwa saya tidak bisa makan di tempat seperti itu. Alhamdulillah, qadarullah, atasan saya bisa memaklumi. Saya salut karena memiliki
atasan yang bisa memahami kondisi bawahannya. Saya merasa lebih lega ketika
orang-orang di kantor dapat memahami prinsip saya dan memakluminya.
9. Menjaga hubungan baik
Keep contact. Jaringan yang luas adalah modal
yang sangat penting untuk masa depan kita, apalagi yang ingin jadi pebisnis. Saat
sudah officially resign namun masih
ada hutang kerja pun, masih sempat-sempatnya saya ditraktir ex-boss saat beliau sedang ada di
Jakarta. Bahkan, hingga saat ini saya masih suka dimintai cari orang untuk lowongan
kerja di kantor. Alhamdulillah, semakin
membuka jalan untuk rekrutmen jalur alumni kesini. Ternyata, disini pun sempat dipertemukan
dengan teman-teman se-almamater yang dahulunya tidak dikenal waktu masih kuliah
di kampus.
Sepertinya masih
banyak hal-hal lain yang saya peroleh disini. Mungkin kalau kepikiran akan saya
tambahkan. Hehe. Kenyataannya, dunia kerja yang saya alami tidaklah seindah maupun
semengerikan apa yang tertulis. Namun justru itulah yang membuat hari-hari kita
berwarna. Pernah mengalami jalan-jalan dan gathering
asik sama bosses, juga pernah
mencucurkan air mata yang gak bisa
ditahan. Tapi hal-hal itu yang memberi warna tersendiri dalam hidup.
Ohya, dibalik lika-liku kehidupan dunia kerja, saya tetap ingin mengingatkan kembali bahwa ada satu kehidupan lagi yang really the real life, yaitu kehidupan pasca menikah. Berhubung penulis belum qualified untuk menceritakan pembelajaran-pembelajaran kehidupan pasca menikah, mungkin pembaca yang sudah qualified boleh sharing duluan. :) Share link blog kalian di comment, ya.
Ohya, dibalik lika-liku kehidupan dunia kerja, saya tetap ingin mengingatkan kembali bahwa ada satu kehidupan lagi yang really the real life, yaitu kehidupan pasca menikah. Berhubung penulis belum qualified untuk menceritakan pembelajaran-pembelajaran kehidupan pasca menikah, mungkin pembaca yang sudah qualified boleh sharing duluan. :) Share link blog kalian di comment, ya.
Komentar