Tes perusahaan microfinance
21 Agustus 2014
Hari ini aku mendapat SMS untuk
seleksi posisi ODP di sebuah lembaga keuangan non bank skala mikro (microfinance). Aku melamar pekerjaan ini
saat jobfair 2 hari sebelumnya di Landmark. SMS panggilan diterima sekitar jam
8 pagi untuk tes pada jam 1 siang di sebuah ruangan seminar yang ada di sebuah
masjid Bandung. Waktu seleksi total yang kujalani sekitar 2 jam (pk
13.00-15.00). Sebelum psikotes dilakukan, HRD menerangkan terlebih dahulu bahwa
ODP merupakan program yang disiapkan untuk kemudian menjabat sebagai Branch Manager atau Quality Assurance. Branch
Manager bukan yang bekerja di kantor dan enak-enakan, melainkan bekerja
lapangan dan panas-panasan. Lalu, seleksinya sistem gugur. Training berlangsung
selama 3 bulan. Selama training akan ada ujian akhir dan jika nilai <80
dikeluarkan dari program. Jika resign
saat training, kena pinalti 24 juta. Setelah lolos training, kontrak kerja selama 2 tahun dengan pinalti 24 juga.
Setiap bulan kerja berkurang 1 juta. Jadi, misalnya keluar setelah 1 bulan
bekerja, maka pinalti yang dikenakan sebesar 23 juta. Jika tidak berminat, bisa
mengundurkan diri dari proses seleksi saat itu juga supaya tidak buang-buang
energi. Saat itu aku berpikir, “ya coba dulu saja”.
Tes pertama adalah psikotes
hitung-hitungan, waktu mengerjakan 30 menit. Aku merasa cukup mudah
mengerjakannya dan selesai sebelum waktu berakhir. Setelah itu, kami diminta
menunggu pengumuman di luar ruangan. Hasil pengumuman pun mengatakan 2 orang
yang lolos, yaitu aku dan seorang wanita bernama Lusi. Kami pun masuk kembali
ke ruangan tes dan mengerjakan psikotes kepribadian. Setelah itu langsung
dilanjutkan dengan wawancara HRD. Isi wawancara diantaranya membahas CV,
pengalaman organisasi, keahlian untuk posisi tersebut, pengalaman menghadapi
situasi tertentu (situasi yang mungkin dihadapi saat menjabat posisi tersebut),
latar belakang keluarga, dan lebih suka kerja sendiri atau tim. Wawancara
berlangsung sangat lancar dan mudah bagiku. Hegheg. Ntahlah, mungkin ini karena
efek jiwaku lebih cenderung ke hal-hal seperti itu.
26 Agustus 2014
Saya menerima SMS panggilan untuk
tahap seleksi berikutnya, yaitu wawancara direktur di lobi Hotel Grand Royal Panghegar
pk 09.30. Sembari menunggu hari H, aku banyak mencari info dari orang-orang dan
hatiku mulai ragu dengan pekerjaan ini. Kalau dari jenis pekerjaannya,
sebenarnya aku suka-suka saja karena memang merasa passionku disitu. Namun, ada kegalauan dalam hati karena
orang-orang seperti tidak mendukungku untuk bekerja disana. Selain itu,
kebanyakan teman-temanku yang sudah bekerja tidak kena pinalti jika keluar dari
perusahaan. Kalau menurut kakak kelasku, kontrak kerja 2 tahun itu terlalu
lama. Apalagi ada pinalti. Kontrak kerja yang aman adalah 1 tahun. Aku pun
menjadi tidak terlalu bersemangat menjalani tes berikutnya. Aku mempersiapkan
apa saja yang perlu kukatakan pada pewawancara. Aku menjadi tidak berharap
untuk diterima di perusahaan ini. Namun aku ingin mengikuti tahap wawancara
akhirnya untuk pengalaman.
5 September 2014
Sebenarnya aku sudah siap lebih
awal dari rumah untuk berangkat ke lokasi. Namun aku memilih untuk datang mepet
dengan waktu pertemuan. Aku pun memberi kabar lewat SMS kepada pewawancara
tepat waktu. Namun, ternyata pewawancara sedang mewawancarai orang lain
sehingga aku perlu menunggu. Ya, namun cukup lama juga. Saat menunggu itu aku
bertemu dan berkenalan dengan seorang lelaki yang ternyata juga mau menjalani
wawancara yang sama. Namun, ia datang jauh sebelum jadwalnya. Waktu wawancara
pun tiba. Pewawancara mengatakan bahwa seharusnya aku yang diwawancara duluan.
Namun, ada peserta yang datang duluan (kurasa namun belum pada jadwalnya) sehingga
aku harus menunggu. Pewawancara melihat hasil psikotes dan membahas catatan-catatan
HRD pada saat dulu aku diwawancarai HRD. Pewawancara mengatakan bahwa rekrutmen
dilakukan pula di Surabaya dan Semarang (kalau tidak salah seingatku). Program training akan dimulai awal Oktober.
Kupikir, masih cukup lama juga mulainya. Aku bisa sambil menunggu hasil tes-tes
yang lain juga. Sepertinya itu dikarenakan cukup banyak pula yang diwawancara. Bapaknya
juga mengatakan sedang dibutuhkan kandidat sekian banyak (aku lupa, 20 apa ya).
Di akhir, pewawancara menanyakan kembali mengenai peraturan jika lolos dan aku
mengatakan keberatan dengan waktu kontrak 2 tahun itu. Sepertinya ini adalah
jawaban skak mat. Pewawancara menyatakan
akan mereview lagi hasil wawancara
dan tunggu kabar kemudian. Hingga saat ini (aku menyelesaikan tulisan ini pada
9 Oktober 2014), aku tidak mendapat kabar lagi dari perusahaan ini. Ya, sesuai
dugaanku. Sepertinya jawaban skak mat
itulah penyebabnya. Aku bisa merasakan bahwa aku telah melakukan hal yang membuat perusahaan akan memikir-mikir ulang untuk menerimaku. Dari penampilan saja, sudah berbeda dengan saat tes pertama. Penampilan kedua ini bisa dibilang lebih tidak menarik. Haghag.
Komentar